Monday, April 28, 2014

Waspada Kanker Serviks

kanker serviks
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Setiap tahun di negara kita ini ditemukan 15.000 kasus kanker serviks baru dan sekitar 8.000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Ini berarti setiap hari sekitar 20 orang wanita di Indonesia meninggal karena kanker serviks.
Bagaimana awal mulanya penyakit ini bisa menggerogoti tubuh wanita dan menimbulkan kematian?
Rasanya, semua wanita perlu mengetahuinya jawabannya.

Kanker serviks (cervical cancer) adalah penyakit yang spesifik terjadi hanya pada kaum wanita, karena khusus menyerang organ reproduksi, tepat di daerah serviks atau dalam bahasa awam disebut “leher rahim”. Serviks merupakan pintu masuk ke dalam organ rahim dan terletak antara vagina dengan rahim. Kanker ini disebabkan oleh berbagai hal. Utamanya, sebanyak 99,7% disebkan oleh infeksi virus human papiloma (human papilloma virus) yang sering disingkat dengan HPV. Penyebab lainnya akibat paparan radiasi atau pencemaran zat-zat kimia yang berlangsung
dalam jangka panjang.

HPV Penyebab Kanker Serviks

Virus HPV memiliki lebih dari 100 jenis. Tidak semuanya ganas. Yang paling berisiko menimbulkan kanker (onkogenik) adalah virus HPV 16 dan 18, sementara yang lainnya tidak berbahaya dan bisa lenyap dengan sendirinya. Virus HPV masuk ke dalam tubuh melalui hubungan intim. Oleh karena itu, orang yang sering berganti-ganti pasangan atau memiliki suami yang suka “jajan” sangat berisiko terkena penyakit ini.
Penggunaan kondom saat berhubungan intim tidak menjamin bisa melindungi diri untuk tidak tertular virus HPV.
Banyak wanita tidak menyadari dirinya terinfeksi HPV onkogenik, karena gejala awalnya tidak kentara. Setelah penyakit ini memasuki stadium lanjut, barulah muncul gejala-gejala khas. Namun sayang, pada fase ini penyakit sudah sangat ganas. Sel-sel kanker yang semula berdiam di daerah serviks sudah menjalar ke organ-organ lain sehingga sulit untuk disembuhkan. Terlambatnya mengindentifikasi penyakit inilah yang menyebabkan mengapa kanker serviks menjadi sangat mematikan.
Seandainya penyakit terdeteksi sejak dini, hasilnya akan berbeda. Peluang sembuh masih sangat terbuka bila kehadiran virus HPV diketahui sebelum sang virus sempat merusak sel-sel jaringan serviks, atau aktivitasnya masih dalam wilayah serviks.

Siapa yang Berisiko?

Semua wanita yang sudah aktif secara seksual berisiko terkena kanker serviks.
Risiko tertinggi terjadi pada usia 35 – 50 tahun, terlebih bila si wanita sudah mulaimelakukan aktivitas seksual di bawah usia 16 tahun. Memulai hubungan seksual di usia terlalu dini mendatangkan risiko dua kali lipat lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan melakukannya di atas usia 20 tahun. Semakin sering hamil juga membuat risiko terkena kanker serviks meningkat.
Wanita yang berhubungan intim dengan banyak lelaki berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini ketimbang wanita yang setia pada satu pasangan. Wanita yang sedang diet ketat, menderita gizi buruk, serta kurang mengkonsumsi vitamin A, C, dan E yang berperan sebagai anti-oksidan dan penguat imunitas tubuh rentan pula terkena kanker serviks. Sebab, infeksi HPV mudah menjakiti orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
Risiko terkena kanker serviks ini semakin meningkat pada wanita yang merokok. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan risiko terjangkitnya penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Insitute, Swedia, di bawah pimpinan Joakam Dillner, M.D. Penelitian yang telah dipublikasikan oleh British Journal of Cancer pada tahun 2001 mengungkapkan zat nikotin serta zat racun lain yang terdapat pada rokok masuk ke dalam darah melalui asap rokok dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya Cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada leher rahim.
Cervical neoplasma merupakan kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh.

Deteksi Dini Kanker Serviks

Pemerintah melalui Departemen Kesehatan menghimbau agar semua wanita yang menikah atau pernah melakukan hubungan seksual agar melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin di rumah sakit atau laboratorium klinik. Pap smear merupakan salah satu metode standar yang cukup efektif mendeteksi apakah seorang wanita terinfeksi virus HPV atau tidak. Deteksi dini menjadi penting mengingat infeksi virus HPV onkogenik tidak sekejab mata menimbulkan kanker.
Ada masa preinvasif atau masa pertumbuhan bagi sel-sel abnormal untuk berubah menjadi ganas (kanker). Masa preinvasif ini memakan waktu antara 5 sampai 20 tahun, dimulai dari tahap infeksi, lesi pra kanker (masa awal kanker serviks), hingga positif menjadi kanker serviks. Infeksi HPV onkogenik yang menetap dalam jangka panjanglah yang akhirnya berkembang menjadi kanker. Dengan melakukan deteksi dini, keberadaan infeksi HPV dapat diketahui lebih awal sehingga dapat dilakukan tindakan pengobatan infeksi yang dapat mencegah berkembangnya penyakit menjadi kanker serviks stadium lanjut.
Secara garis besar, perkembangan sel-sel kanker digambarkan dalam lima stadium.
- Stadium 0 : sel-sel kanker hanya ditemukan pada lapisan terdalam serviks.
- Stadium I : sel kanker ditemukan hanya pada leher rahim saja.
- Stadium II : sel kanker mulai menyebar ke luar leher rahim, namun tidak sampai ke dinding panggul.
- Stadium III: kanker serviks sudah menyebar ke wilayah sepertiga bagian bawah vagina, mungkin sudah menyebar ke dinding panggul, dan atau menyebabkan ginjal tidak berfungsi lagi.
- Stadium IV: kanker serviks sudah menyebar ke kandung kemih, rektum, ginjal, atau bagian tubuh lain seperti jantung, paru-paru, tulang, liver, dan lain-lain.

Bila kanker sudah mencapai stadium II, penderita umumnya disarankan menjalankan operasi pengangkatan rahim dan menjalankan terapi tambahan seperti radiasi dan kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar. Tindakan ini, kendati memakan biaya yang besar dan menimbukan efek samping yang cukup berat tidak menjamin kesembuhan 100%. Tetap saja, pengobatan yang tepat pada fase dini (stadium 0) memberikan jaminan kesembuhan yang lebih baik.

Gejala Kanker Serviks Stadium Lanjut

• Muncul rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
• Keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
• Perdarahan di luar siklus menstruasi.
• Penurunan berat badan drastis.
• Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, pasien akan menderita keluhan nyeri punggung.
• Mengalami hambatan dalam berkemih (buang air kecil), serta mengalami pembesaran ginjal.

5 Langkah Pencegahan Kanker Serviks

Berikut ini 5 langkah pencegahan yang efektif “menangkal” kanker serviks.
1. Tidak melakukan hubungan intim dengan dengan pasangan yang berganti-ganti.
2. Bagi yang sudah aktif secara seksual, rutin melakukan pap smear minimal setiap dua tahun sekali.
3. Bagi yang belum pernah melakukan hubungan seksual, dapat melakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi ini akan memberikan hasil efektif dan dapat menurunkan risiko terkena kanker serviks hingga 75 % bila diberikan pada wanita usia 9-26 tahun yang belum aktif secara seksual.
4. Memelihara kesehatan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat.
5. Rutin mengonsumsi food supplement yang kaya anti-oksidan dan dapat memperkuat imunitas tubuh, seperti Muncord Capsules dan Spirulina Capsules. Bila terdiagnosa mengidap kanker serviks, tambahkan suplemen Chitin Chitosan Capsules yang berkhasiat mencegah pertumbuhan sel kanker dan membersihkan racun di dalam tubuh.

No comments:

Post a Comment